Pameran Digital Printing Indoprint 2012

Pameran Digital Printing Indoprint 2012

Kurang Greget dan Minim Inovasi

Pameran Digital Printing Indoprint 2012Mengunjungi sebuah pameran, orang berharap akan mendapatkan sesuatu yang baru dan yang berbeda dari yang sebelumnya; mesin baru, teknologi baru, relasi baru atau peluang baru. Sayangnya tidak banyak perkembangan teknologi baru yang muncul pada perhelatan tersebut.

Pertengahan bulan April ini Wakeni kembali menggelar pameran digital printing, Indorprint. Seperti biasa, pameran ini selalu menarik perhatian kalangan industri digital printing. Tidak hanya dari sekitar jabodetabek, pengunjung juga datang dari berbagai daerah, bahkan luar Jawa.

Berikut sekilas berbagai perkembangan yang ada pada pameran digital printing tersebut.

Pameran Digital Printing Indoprint kali ini nampak tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Pesertanya juga terlihat yang itu-itu saja. Para peserta pameran terkesan asal memajang produknya saja. Tidak terlihat booth yang cukup unik yang menjadikan pengunjung tertarik untuk berlama-lama memelototi produk-produk yag dipamerkan. Para eksibitor juga tidak terlihat membuat suatu kegiatan (gimmick) yang melibatkan pengunjung.

Tidak terlihat pemain besar ikut berpartisipasi dalam eksibisi kali ini. Efi Vutek tidak ada satupun terlihat produknya di gelar di sana. HP juga sama, tidak terlihat produk andalan mereka dipajang. Kalaupun ada hanya beberapa produk yang dibawa dealer-nya, seperti beberapa seri Designjet . Sementara brand seperti Roland, Epson dan Mutoh juga hadir dengan booth yang terkesan ‘seadanya’.

Diantara yang sudah disebut di atas, ada ada satu brand ternama yang hadir dengan booth yang cukup mencolok; Mimaki. Brand dari Jepang ini rupanya menjadikan Indoprint sebagai ajang untuk perkenalan akan kehadirannya di Indonesia. Selama ini kita menganal produk ini hanyalah dari dealer-dealer-nya saja. Sekarang Mimaki benar-benar membuka kantor perwakilannya di Jakarta, dibawah bendera PT Mimaki Indonesia.

Wide Format Inkjet Printer

Yang paling banyak dipajang pada pameran ini adalah produk-produk China. Beberapa diantaranya, CrystalJet, Myjet, Icontek, Twinjet, Allwin dan lainnya. Satu lagi yang made in Indonesia adalah Binter. Yang menarik kebanyakan mereka masih masih mengandalkan produk-produk printer kelas 3 m ke atas. Printer katagori ini memang masih menjadi produk andalan mereka.
Ajang pilkada (pemilihan kepada daerah) yang hampir setiap bulan berlangsung diberbagai daerah nampaknya masih menjadi pasar yang cukup menarik bagi supplier mesin, khususnya ukuran 3 m keatas. Mesin katagori ini memang yang paling banyak digunakan ketika ajang demokrasi berlansung. Karena kebanyakan calon bupati, atau gubernur masih banyak mengandalkan billboard baliho atau sejenisnya untuk mempromosikan dirinya.

Tidak ada yang baru dari kebanyakan mesin-mesin China ini. Hampir semuanya menggunakan teknologi Solvent dan Eco Solvent. Namun yang menjadi andalam mereka adalah teknologi printhead-nya. Mereka banyak menggunakan head keluaran terbaru, yang diklaim bisa menghasilkan gambar yang yang semakin tajam dan dengan kecepatan cetak yang cukup tinggi. MyJet (seri 3,2 m), dengan head Polaris H/S diklaim bisa mencetak hingga 120 m2/jam, Icontek dengan head Seiko bisa mencetak dengan speed hingga 152 m2/jam.

Sementara untuk mesin Indooor, pemainnya juga masih itu-tiu saja. Mutoh, HP Designjet, Epson, Roland dan Mimaki. Hp Designjet mengandalkan seri L26500 (Latex), Epson Stylus Pro GS6000 dengan printehead Epson Dual Array Micropiezo-nya, Roland masih dengan versi VesaCamm Print&Cut VS-640 dan VS-540 yang mengandalkan tinta putih dan metalic silver-nya. Semantara Mimaki hadir dengan JV400 yang mengusung teknologi tinta Latex dengan white ink dan Mutoh hadir dengan Seri terbaru Valuejet VJ-1324 dan VJ-1624 dengan kecepatan lebih tinggi dari pendahulunya.

Teknologi UV Mulai di Lirik

Di negara maju menggunakan mesin yang ramah lingkungan sudah menjadi keharusan, tetapi belum di negara berkembang seperti Indonesia. Mesin ramah lingkungan juga belum menjadi pilihan kebanyakan end user, karena harganya masih relatif tinggi. Tetapi bukan berarti tidak ada pasarnya sama sekali, tetap saja ada pasarnya, apalagi tentunya akan terus berkembang di masa mendatang. Trend yang sudah terjadi di negara maju akan juga berlaku di Indonesia. Di masa depan kesadaran akan hidup sehat akan semakin meningkat.

Hal inilah yang rupanya sudah dilihat oleh PT Multi Sistem Teknologi. Dengan bangga dia memamerkan sebuah mesin dengan teknologi terkini, LDP, UV LED Curing Technology. Mesin ini menggunakan tinta UV dengan pengeringnya lampu LED (light emitting diode). Mesin dengan teknologi ini memang dianggap sebagai mesin yang terbaik dikelasnya. Keunggulannya antara lain, tidak menghasilkan zat beracun, kualitas gambar excelent, bisa mencetak dihampir semua bahan, konsumsi listrik rendah, biaya relatif rendah dan tidak perlu laminasi.

Pada pameran digital printing ini ada lagi eksibitor yang membawa mesin dengan teknologi UV curing, yaitu @Media dengan Icontek TW-3300FZ UV. Hanya saja di mesin ini lampu pengeringnnya masih menggunakan lampu UV tradisional yang konsumsi listriknya relatif tinggi.

Sementara itu Mimaki juga menggebrak dengan teknologi Latex-nya. Selangkah lebih maju dibanding HP Designjet, mesin Latex Mimaki hadir dengan tinta putih (white ink). Tentunya, selain ramah lingkungan, mesin dengan tinta latex plus warna putih ini gambar yang dihasilkan akan nampak lebih natural, misalnya kalau untuk media transparan seperti window film.

Pendeknya, pameran digital printing Indoprint kali ini kurang greget dalam hal teknologi produk yang dipamerkan.